"Lirik Lagu-lagu Iwan Fals"
Jika sepasang monyet tidur
Jadi buyut moyangku
Jika buyut moyangku tidur
Jadi kakek dan nenekku
Jika kakek dan nenek tidur
Jadi ayah dan ibu
Dan jika ayah dan ibu tidur
Jadi sebiji kepala yaitu kepalaku
Sedangkan waktu aku yang tidur
Nggak jadi apa apa
Yang jadi cuma beberapa pasang kecoak
Dikolong tempat tidurku
Dan seribu armada kutu
Diatas sprei belang bentong kasurku
Walaupun mereka itu kecoak dan kutu
Tetapi mereka tetap darah dagingku
Maka dari itu saya minta dengan amat sangat
Jangan semprotkan baygon sayang
Anakku yang paling tua
Bernama Kecoak Idi Amin
Lahir di Cengkareng
Eh badannya kerempeng
Matanya sedikit jereng
Kalau berjalan seperti Gareng
Anakku Idi Amin orang kaya di Cengkareng
Senang pakai mobil mentereng
Banyak yang tahu mobil si Amin itu mobil curian
Tapi maklum si Amin kebal kerangkeng
Aku benci aku benci sama si Amin
Habis si Amin suka nempeleng
Tapi cuma berani sama tukang kacang goreng
Itu dulu seribu tahun yang lalu
Kini cerita anakku yang nomer dua
Perempuan lho
Cantik molek, manja, seksi lahir di Madura
Sekolah di Karawang
Minum jamunya wah jangan ditanya
Dari jamu galian singset sari rapet
Sampai jamu terlambat datang bulan
Tak pernah ketinggalan
Putriku cantik, putriku molek
Putriku pandai memasak
Dari bistik, spaghetti, rendang ayam, cap cay goreng, udang rebus
Sampai rendang jengkol dia bisa
Tapi mengapa belum juga
Datang lamaran?
Oh iya, hampir saya lupa
Putriku mempunyai dua kekurangan
Yang mungkin itu sebabnya
Putriku vakum dalam dunia percintaan
Putriku memang anggun
Tapi sayang kepala putriku sebesar bola kasti
Itu satu
Dan yang kedua
Putriku tidak boleh kena air
Hayo kenapa?
( Dia alergi? ) bukan, ( Kutu air? ) bukan, ( Ambeien? ) bukan
Ayan
Anakku yang paling bontot pemain sepak bola
Pernah dikirim berguru atau dikirim tamasya ke Brazilia
Enam bulan disana
Begitu pulang kok keok eh kalah semua
Dongeng Sebelum Tidur
Jika sepasang monyet tidur
Jadi buyut moyangku
Jika buyut moyangku tidur
Jadi kakek dan nenekku
Jika kakek dan nenek tidur
Jadi ayah dan ibu
Dan jika ayah dan ibu tidur
Jadi sebiji kepala yaitu kepalaku
Sedangkan waktu aku yang tidur
Nggak jadi apa apa
Yang jadi cuma beberapa pasang kecoak
Dikolong tempat tidurku
Dan seribu armada kutu
Diatas sprei belang bentong kasurku
Walaupun mereka itu kecoak dan kutu
Tetapi mereka tetap darah dagingku
Maka dari itu saya minta dengan amat sangat
Jangan semprotkan baygon sayang
Anakku yang paling tua
Bernama Kecoak Idi Amin
Lahir di Cengkareng
Eh badannya kerempeng
Matanya sedikit jereng
Kalau berjalan seperti Gareng
Anakku Idi Amin orang kaya di Cengkareng
Senang pakai mobil mentereng
Banyak yang tahu mobil si Amin itu mobil curian
Tapi maklum si Amin kebal kerangkeng
Aku benci aku benci sama si Amin
Habis si Amin suka nempeleng
Tapi cuma berani sama tukang kacang goreng
Itu dulu seribu tahun yang lalu
Kini cerita anakku yang nomer dua
Perempuan lho
Cantik molek, manja, seksi lahir di Madura
Sekolah di Karawang
Minum jamunya wah jangan ditanya
Dari jamu galian singset sari rapet
Sampai jamu terlambat datang bulan
Tak pernah ketinggalan
Putriku cantik, putriku molek
Putriku pandai memasak
Dari bistik, spaghetti, rendang ayam, cap cay goreng, udang rebus
Sampai rendang jengkol dia bisa
Tapi mengapa belum juga
Datang lamaran?
Oh iya, hampir saya lupa
Putriku mempunyai dua kekurangan
Yang mungkin itu sebabnya
Putriku vakum dalam dunia percintaan
Putriku memang anggun
Tapi sayang kepala putriku sebesar bola kasti
Itu satu
Dan yang kedua
Putriku tidak boleh kena air
Hayo kenapa?
( Dia alergi? ) bukan, ( Kutu air? ) bukan, ( Ambeien? ) bukan
Ayan
Anakku yang paling bontot pemain sepak bola
Pernah dikirim berguru atau dikirim tamasya ke Brazilia
Enam bulan disana
Begitu pulang kok keok eh kalah semua
Kisah Motorku
Hei bapak kopral saya datang mau lapor
Tadi malam waktu saya sedang molor
Telah kehilangan sepeda motor
Dirumah teman saya yang bermata bolor
Baik anak muda kuterima laporanmu
Tapi mengapa kau lapor hari sudah bedug lohor
Juga kenapa kau lapor
Kok hanya pakai celana kolor
Tunggu saja sebulan nanti bapak beri kabar
Sekarang engkau boleh pulang
Lama kutunggu kabar dari bapak kopral
Kenapa nggak nongol-nongol
Sehingga gua dongkol
Lalu aku pergi menuju kantor polisi
Tapi nggak jadi
Sebab kabel listrik perut saya kortsleting
Oh kiranya saya lupa setor tadi pagi
Terpaksa sore hari saya baru pergi
Kontrol
Ternyata sepeda motor ada di garasi
Kantor polisi
Sudah tak beraki
Sudah tak berlampu
Tutup tengki hilang
Kaca spion kok melayang
Dia bilang waktu diketemukan
Sudah demikian
Memang tak beraki kok
Memang tak berlampu kok
Tutup tengki hilang
Kaca spion kok melayang
Bolehkah motor ini saya bawa pulang bapak kopral?
Oh tentu saja boleh engkau bawa pulang
Asal engkau tahu diri
Mbok terima kasih
Ambulance Zig Zag
Deru ambulance
Memasuki pelataran rumah sakit
Yang putih berkilau
Di dalam ambulance tersebut
Tergolek sosok tubuh gemuk
Bergelimang perhiasan
Nyonya kaya pingsan
Mendengar kabar
Putranya kecelakaan
Dan para medis
Berdatangan kerja cepat
Lalu langsung membawa korban menuju ruang periksa
Tanpa basa basi
Ini mungkin sudah terbiasa
Tak lama berselang
Supir helicak datang
Masuk membawa korban yang berkain sarung
Seluruh badannya melepuh
Akibat pangkalan bensin ecerannya
Meledak
Suster cantik datang
Mau menanyakan
Dia menanyakan data si korban
Di jawab dengan
Jerit kesakitan
Suster menyarankan bayar ongkos pengobatan
Ai sungguh sayang korban tak bawa uang
Suster cantik ngotot
Lalu melotot
Dan berkata “Silahkan bapak tunggu di muka!”
Hai modar aku
Hai modar aku
Jerit si pasien merasa kesakitan
Hai modar aku
Hai modar aku
Jerit si pasien merasa diremehkan
Joni Kesiangan
Habis sebulan dia baru gajian
Joni kesiangan bersiul tanda girang
Dapat cium sayang dari istrinya
Yang merengek manja
Minta kacamata penutup papaya
Janjikan papaya
Janjikan papaya
Joni kesal lalu masuk kamar
Si istri datang mengajak senam malam
Ogah ah Joni sudah bosan
Istri yang sekarang
Jempolnya ketombean
Mpok Tati tante seberang jalan
Sudah menjanjikan Joni tuk bermalam
Dengan imbalan telur setengah matang
Tengah malam Joni asik berkencan
Tak ingat pintu depan
Di gedor gedor orang
Ha ha hansip datang
Membawa pentungan
Joni kelimpungan masuk kolong ranjang
Joni kesiangan
lirik Album canda dalam nada [1979]
Kisah Motorku
Iwan Fals ( Album Canda Dalam Nada 1979 )
Hei bapak kopral saya datang mau lapor
Tadi malam waktu saya sedang molor
Telah kehilangan sepeda motor
Dirumah teman saya yang bermata bolor
Baik anak muda kuterima laporanmu
Tapi mengapa kau lapor hari sudah bedug lohor
Juga kenapa kau lapor
Kok hanya pakai celana kolor
Tunggu saja sebulan nanti bapak beri kabar
Sekarang engkau boleh pulang
Lama kutunggu kabar dari bapak kopral
Kenapa nggak nongol-nongol
Sehingga gua dongkol
Lalu aku pergi menuju kantor polisi
Tapi nggak jadi
Sebab kabel listrik perut saya kortsleting
Oh kiranya saya lupa setor tadi pagi
Terpaksa sore hari saya baru pergi
Kontrol
Ternyata sepeda motor ada di garasi
Kantor polisi
Sudah tak beraki
Sudah tak berlampu
Tutup tengki hilang
Kaca spion kok melayang
Dia bilang waktu diketemukan
Sudah demikian
Memang tak beraki kok
Memang tak berlampu kok
Tutup tengki hilang
Kaca spion kok melayang
Bolehkah motor ini saya bawa pulang bapak kopral?
Oh tentu saja boleh engkau bawa pulang
Asal engkau tahu diri
Mbok terima kasih
Imitasi
Iwan Fals ( Album Canda Dalam Nada 1979 )
Join join dong aku kita kumpul duit
Dana siap kita berangkat
Pakaian rapi celana potongan nabi
Taplak meja dirombak jadi dasi
Pergi kita cari sasaran
Malam ingin melepas keresahan
Lihat Poppy pakai rok mini
Lihat Nancy pakai bikini
Tapi sayang sudah di booking papi papi
Otakku tegang begitupun kawan sejalan
Cepat putar haluan
Tancap gas kita ngacir
Pergi ke taman lawang
Paginya Totok malamnya Titik
Paginya Sunarto malam Sunarti
Paginya Ahmad malamnya Asye
Paginya Ismet malam Isye
Aku melongo persis kebo bego
Jidat mengkerut persis jidat Darto
Lihat itu potongan habisnya mirip perempuan
Joni Kesiangan
Karya : Iwan Fals ( Album Canda Dalam Nada 1979 )
Habis sebulan dia baru gajian
Joni kesiangan bersiul tanda girang
Dapat cium sayang dari istrinya
Yang merengek manja
Minta kacamata penutup papaya
Janjikan papaya
Janjikan papaya
Joni kesal lalu masuk kamar
Si istri datang mengajak senam malam
Ogah ah Joni sudah bosan
Istri yang sekarang
Jempolnya ketombean
Mpok Tati tante seberang jalan
Sudah menjanjikan Joni tuk bermalam
Dengan imbalan telur setengah matang
Tengah malam Joni asik berkencan
Tak ingat pintu depan
Di gedor gedor orang
Ha ha hansip datang
Membawa pentungan
Joni kelimpungan masuk kolong ranjang
Joni kesiangan
Generasi Frustasi
Karya : Iwan Fals ( Album Canda Dalam Nada 1979 )
Generasiku banyak yang frustasi
Broken home istilah bule bule luar negeri
Mereka muak lihat papi mami bertengkar
Mereka jijik lihat papi mami selalu keluar
Ada urusan yang tak masuk diakal
Mami sibuk cari bujangan
Papi sibuk cari perawan
Timbang kesal lebih baik aku berhayal
Jadi orang besar seperti Hitler yang tenar
Jadi orang tenar persis Carter juragan kacang
Mata cekung badan persis capung
Tingkah sedikit bingung pikiran mirip mirip orang linglung
Rambut selalu kusut disuruh selalu manggut manggut
Duduk di sudut eh kasihan itu tubuh tinggal tulang sama kentut
Hei mister gelek
Lo tega mata gua kok nggak bisa melek
Hei mister gelek
Duit gopek gua kira cepek
Hei mister gelek
Perut laper ada tape pas gua sikat asem asem
Ndak taunya telek
Dongeng Sebelum Tidur
Iwan Fals ( Album Canda Dalam Nada 1979 )
Jika sepasang monyet tidur
Jadi buyut moyangku
Jika buyut moyangku tidur
Jadi kakek dan nenekku
Jika kakek dan nenek tidur
Jadi ayah dan ibu
Dan jika ayah dan ibu tidur
Jadi sebiji kepala yaitu kepalaku
Sedangkan waktu aku yang tidur
Nggak jadi apa apa
Yang jadi cuma beberapa pasang kecoak
Dikolong tempat tidurku
Dan seribu armada kutu
Diatas sprei belang bentong kasurku
Walaupun mereka itu kecoak dan kutu
Tetapi mereka tetap darah dagingku
Maka dari itu saya minta dengan amat sangat
Jangan semprotkan baygon sayang
Anakku yang paling tua
Bernama Kecoak Idi Amin
Lahir di Cengkareng
Eh badannya kerempeng
Matanya sedikit jereng
Kalau berjalan seperti Gareng
Anakku Idi Amin orang kaya di Cengkareng
Senang pakai mobil mentereng
Banyak yang tahu mobil si Amin itu mobil curian
Tapi maklum si Amin kebal kerangkeng
Aku benci aku benci sama si Amin
Habis si Amin suka nempeleng
Tapi cuma berani sama tukang kacang goreng
Itu dulu seribu tahun yang lalu
Kini cerita anakku yang nomer dua
Perempuan lho
Cantik molek, manja, seksi lahir di Madura
Sekolah di Karawang
Minum jamunya wah jangan ditanya
Dari jamu galian singset sari rapet
Sampai jamu terlambat datang bulan
Tak pernah ketinggalan
Putriku cantik, putriku molek
Putriku pandai memasak
Dari bistik, spaghetti, rendang ayam, cap cay goreng, udang rebus
Sampai rendang jengkol dia bisa
Tapi mengapa belum juga
Datang lamaran?
Oh iya, hampir saya lupa
Putriku mempunyai dua kekurangan
Yang mungkin itu sebabnya
Putriku vakum dalam dunia percintaan
Putriku memang anggun
Tapi sayang kepala putriku sebesar bola kasti
Itu satu
Dan yang kedua
Putriku tidak boleh kena air
Hayo kenapa?
( Dia alergi? ) bukan, ( Kutu air? ) bukan, ( Ambeien? ) bukan
Ayan
Anakku yang paling bontot pemain sepak bola
Pernah dikirim berguru atau dikirim tamasya ke Brazilia
Enam bulan disana
Begitu pulang kok keok eh kalah semua
Jaman Edan
Tom Slepe ( Album Canda Dalam Nada 1979 )
Hai teman katanya jaman ini kemajuan
Sampai si om gendut dan rambut ubanan
Berani berpacaran
Dengan pembantunya sampai naik ranjang
Ranjang goyang
Hai teman katanya jaman ini pembangunan
Para tante pun tak mau ketinggalan
Mencari pasangan
Dengan mahasiswa yang kurang biaya
Kuliahnya yang tertunda
Kalau ada gadis jaman sekarang
Jangan heran kalau tidak perawan
Para pelajar pun jadi edan edanan
Kalau pusing belajar cari hiburan
Di tempat pelacuran
Oh oh oh we yo
Jaman edan
Jaman jaman edan
Jaman saiki jaman edan
Sampeyan edan aku melok edan
Ini ramalan dari nenek moyang
Jayabaya yang kelahiran Bengawan
Hai teman di jaman ini memang banyak penipuan dan pengangguran
Terpaksa Yance Mince berjualan
Daging karet tiruan
Oh di taman Lawang demi kepuasan
Hidung belang
Hai teman jangan sampai kita pun ketinggalan
Cepat cepat kau cari kesempatan
Di dalam kesempitan
Untuk melemaskan segala ketegangan
Oh pikiran yang bukan bukan
Suatu kali eh pernah aku kehilangan
Celana Levi’s yang semata wayang
Itu juga belinya di tukang loakan
Telah hilang melayang disamber orang
Waktu di jemuran
Oh oh oh we yo
Maling sialan
Maling maling sialan
Dia nggak pikir itu barang orang
Ada lagi maling gede gedean
Dia nekat embat duit ‘jut - ‘jutan
Dia nggak mikir itu duit haram
Inget inget dong sama gelandangan
Berani amat ente sama kutukan Tuhan
Maling yang ini memang kebangetan
Ada maling hoi maling jemuran
Di sono maling di sini maling
Maling maling hei elu sialan
Pie-Pie
Pusaka Jaya ( Album Canda Dalam Nada 1979 )
Koyo ngene rasane
Dadi wong ora duwe
Ngalor ngidul di ece
Karo kancane dewe
Pie pie pie
Ora wero
Pie pie pie pie pie
Ora ngerti
Pie pie pie
Ora wero
Pie pie pie pie pie
Ora ngerti
Pengamen
Tom Slepe ( Album Canda Dalam Nada 1979 )
Permisi tuan-tuan
Ini suara pengamen yang bisa rekaman
If you know me
If you know me
Ladies and gentleman ( baby )
Kulo niki urip saking hasil ngamen
Tenan mas
And biasa parkir
And biasa parkir
Dulunya di proyek Senen ( asoy )
Waktu Malari ngungsi ke blok M
Waktu Malari terpaksa ngungsi ke blok M
Cita cita sih dulu ane kepengen
Jadi mentri atau presiden ( teksi )
Pasti punya gedong di bilangan Menteng
Eh mana tahan
Kagak kesampean ane pengen njajal
Jadi pengawas kendaraan
Sekali semprit duit orang melayang
Sekali semprit duit orang melayang
Parkiran tuan
Dasar sial nasib ane
Masih kepengen main kucing kucingan ( baby )
Terpaksa demi hidup beta ngamen
Oho di jalanan ( ya Tuhan )
Eh kok ada bandit bandit
Yang bisa lolos dari tahanan ( gile )
Mungkin si Ipir dan si Hansoy
Asik ngintipin orang pacaran
Ai mohon sorry
Ai mohon sorry
Hadirin serta para pendengar dimana saja berada
Kalau tersinggung
Jangan hamba jadi sasaran ( kasihan )
Bisa berabe om
Bisa berabe
Ini muka kalau masuk kurungan
Pasti berantakan kena bogem tuan
Pasti berantakan kena bogem tuan
Hei memang sial hidup bujangan
Kalau masih jadi pengangguran
Jangankan mau pacaran
Eh buat makan duit juga musti pas pasan
Eh pernah gua ngamen di restoran
Yang makan cuek malah gua diusir sama gonggongan anjing sialan
Tapi untungnya waktu ada anak kecil liwat
Dia iseng malah dia baek ngasih gua duit jigoan
Eh jangan cengengesan
Jangan cengengesan
Sori mulut gue udah kesemutan
Tangan capek eh eh kantong minta sokongan
Yah kalau sudi tuan tuan
Tuan yang dermawan
Berilah sumbangan
Asal cukup buat ongkos hari tua
Eh lumayan gua udah bisa rekaman
Iwan Fals ( Album Canda Dalam Nada 1979 )
Hei bapak kopral saya datang mau lapor
Tadi malam waktu saya sedang molor
Telah kehilangan sepeda motor
Dirumah teman saya yang bermata bolor
Baik anak muda kuterima laporanmu
Tapi mengapa kau lapor hari sudah bedug lohor
Juga kenapa kau lapor
Kok hanya pakai celana kolor
Tunggu saja sebulan nanti bapak beri kabar
Sekarang engkau boleh pulang
Lama kutunggu kabar dari bapak kopral
Kenapa nggak nongol-nongol
Sehingga gua dongkol
Lalu aku pergi menuju kantor polisi
Tapi nggak jadi
Sebab kabel listrik perut saya kortsleting
Oh kiranya saya lupa setor tadi pagi
Terpaksa sore hari saya baru pergi
Kontrol
Ternyata sepeda motor ada di garasi
Kantor polisi
Sudah tak beraki
Sudah tak berlampu
Tutup tengki hilang
Kaca spion kok melayang
Dia bilang waktu diketemukan
Sudah demikian
Memang tak beraki kok
Memang tak berlampu kok
Tutup tengki hilang
Kaca spion kok melayang
Bolehkah motor ini saya bawa pulang bapak kopral?
Oh tentu saja boleh engkau bawa pulang
Asal engkau tahu diri
Mbok terima kasih
Imitasi
Iwan Fals ( Album Canda Dalam Nada 1979 )
Join join dong aku kita kumpul duit
Dana siap kita berangkat
Pakaian rapi celana potongan nabi
Taplak meja dirombak jadi dasi
Pergi kita cari sasaran
Malam ingin melepas keresahan
Lihat Poppy pakai rok mini
Lihat Nancy pakai bikini
Tapi sayang sudah di booking papi papi
Otakku tegang begitupun kawan sejalan
Cepat putar haluan
Tancap gas kita ngacir
Pergi ke taman lawang
Paginya Totok malamnya Titik
Paginya Sunarto malam Sunarti
Paginya Ahmad malamnya Asye
Paginya Ismet malam Isye
Aku melongo persis kebo bego
Jidat mengkerut persis jidat Darto
Lihat itu potongan habisnya mirip perempuan
Joni Kesiangan
Karya : Iwan Fals ( Album Canda Dalam Nada 1979 )
Habis sebulan dia baru gajian
Joni kesiangan bersiul tanda girang
Dapat cium sayang dari istrinya
Yang merengek manja
Minta kacamata penutup papaya
Janjikan papaya
Janjikan papaya
Joni kesal lalu masuk kamar
Si istri datang mengajak senam malam
Ogah ah Joni sudah bosan
Istri yang sekarang
Jempolnya ketombean
Mpok Tati tante seberang jalan
Sudah menjanjikan Joni tuk bermalam
Dengan imbalan telur setengah matang
Tengah malam Joni asik berkencan
Tak ingat pintu depan
Di gedor gedor orang
Ha ha hansip datang
Membawa pentungan
Joni kelimpungan masuk kolong ranjang
Joni kesiangan
Generasi Frustasi
Karya : Iwan Fals ( Album Canda Dalam Nada 1979 )
Generasiku banyak yang frustasi
Broken home istilah bule bule luar negeri
Mereka muak lihat papi mami bertengkar
Mereka jijik lihat papi mami selalu keluar
Ada urusan yang tak masuk diakal
Mami sibuk cari bujangan
Papi sibuk cari perawan
Timbang kesal lebih baik aku berhayal
Jadi orang besar seperti Hitler yang tenar
Jadi orang tenar persis Carter juragan kacang
Mata cekung badan persis capung
Tingkah sedikit bingung pikiran mirip mirip orang linglung
Rambut selalu kusut disuruh selalu manggut manggut
Duduk di sudut eh kasihan itu tubuh tinggal tulang sama kentut
Hei mister gelek
Lo tega mata gua kok nggak bisa melek
Hei mister gelek
Duit gopek gua kira cepek
Hei mister gelek
Perut laper ada tape pas gua sikat asem asem
Ndak taunya telek
Dongeng Sebelum Tidur
Iwan Fals ( Album Canda Dalam Nada 1979 )
Jika sepasang monyet tidur
Jadi buyut moyangku
Jika buyut moyangku tidur
Jadi kakek dan nenekku
Jika kakek dan nenek tidur
Jadi ayah dan ibu
Dan jika ayah dan ibu tidur
Jadi sebiji kepala yaitu kepalaku
Sedangkan waktu aku yang tidur
Nggak jadi apa apa
Yang jadi cuma beberapa pasang kecoak
Dikolong tempat tidurku
Dan seribu armada kutu
Diatas sprei belang bentong kasurku
Walaupun mereka itu kecoak dan kutu
Tetapi mereka tetap darah dagingku
Maka dari itu saya minta dengan amat sangat
Jangan semprotkan baygon sayang
Anakku yang paling tua
Bernama Kecoak Idi Amin
Lahir di Cengkareng
Eh badannya kerempeng
Matanya sedikit jereng
Kalau berjalan seperti Gareng
Anakku Idi Amin orang kaya di Cengkareng
Senang pakai mobil mentereng
Banyak yang tahu mobil si Amin itu mobil curian
Tapi maklum si Amin kebal kerangkeng
Aku benci aku benci sama si Amin
Habis si Amin suka nempeleng
Tapi cuma berani sama tukang kacang goreng
Itu dulu seribu tahun yang lalu
Kini cerita anakku yang nomer dua
Perempuan lho
Cantik molek, manja, seksi lahir di Madura
Sekolah di Karawang
Minum jamunya wah jangan ditanya
Dari jamu galian singset sari rapet
Sampai jamu terlambat datang bulan
Tak pernah ketinggalan
Putriku cantik, putriku molek
Putriku pandai memasak
Dari bistik, spaghetti, rendang ayam, cap cay goreng, udang rebus
Sampai rendang jengkol dia bisa
Tapi mengapa belum juga
Datang lamaran?
Oh iya, hampir saya lupa
Putriku mempunyai dua kekurangan
Yang mungkin itu sebabnya
Putriku vakum dalam dunia percintaan
Putriku memang anggun
Tapi sayang kepala putriku sebesar bola kasti
Itu satu
Dan yang kedua
Putriku tidak boleh kena air
Hayo kenapa?
( Dia alergi? ) bukan, ( Kutu air? ) bukan, ( Ambeien? ) bukan
Ayan
Anakku yang paling bontot pemain sepak bola
Pernah dikirim berguru atau dikirim tamasya ke Brazilia
Enam bulan disana
Begitu pulang kok keok eh kalah semua
Jaman Edan
Tom Slepe ( Album Canda Dalam Nada 1979 )
Hai teman katanya jaman ini kemajuan
Sampai si om gendut dan rambut ubanan
Berani berpacaran
Dengan pembantunya sampai naik ranjang
Ranjang goyang
Hai teman katanya jaman ini pembangunan
Para tante pun tak mau ketinggalan
Mencari pasangan
Dengan mahasiswa yang kurang biaya
Kuliahnya yang tertunda
Kalau ada gadis jaman sekarang
Jangan heran kalau tidak perawan
Para pelajar pun jadi edan edanan
Kalau pusing belajar cari hiburan
Di tempat pelacuran
Oh oh oh we yo
Jaman edan
Jaman jaman edan
Jaman saiki jaman edan
Sampeyan edan aku melok edan
Ini ramalan dari nenek moyang
Jayabaya yang kelahiran Bengawan
Hai teman di jaman ini memang banyak penipuan dan pengangguran
Terpaksa Yance Mince berjualan
Daging karet tiruan
Oh di taman Lawang demi kepuasan
Hidung belang
Hai teman jangan sampai kita pun ketinggalan
Cepat cepat kau cari kesempatan
Di dalam kesempitan
Untuk melemaskan segala ketegangan
Oh pikiran yang bukan bukan
Suatu kali eh pernah aku kehilangan
Celana Levi’s yang semata wayang
Itu juga belinya di tukang loakan
Telah hilang melayang disamber orang
Waktu di jemuran
Oh oh oh we yo
Maling sialan
Maling maling sialan
Dia nggak pikir itu barang orang
Ada lagi maling gede gedean
Dia nekat embat duit ‘jut - ‘jutan
Dia nggak mikir itu duit haram
Inget inget dong sama gelandangan
Berani amat ente sama kutukan Tuhan
Maling yang ini memang kebangetan
Ada maling hoi maling jemuran
Di sono maling di sini maling
Maling maling hei elu sialan
Pie-Pie
Pusaka Jaya ( Album Canda Dalam Nada 1979 )
Koyo ngene rasane
Dadi wong ora duwe
Ngalor ngidul di ece
Karo kancane dewe
Pie pie pie
Ora wero
Pie pie pie pie pie
Ora ngerti
Pie pie pie
Ora wero
Pie pie pie pie pie
Ora ngerti
Pengamen
Tom Slepe ( Album Canda Dalam Nada 1979 )
Permisi tuan-tuan
Ini suara pengamen yang bisa rekaman
If you know me
If you know me
Ladies and gentleman ( baby )
Kulo niki urip saking hasil ngamen
Tenan mas
And biasa parkir
And biasa parkir
Dulunya di proyek Senen ( asoy )
Waktu Malari ngungsi ke blok M
Waktu Malari terpaksa ngungsi ke blok M
Cita cita sih dulu ane kepengen
Jadi mentri atau presiden ( teksi )
Pasti punya gedong di bilangan Menteng
Eh mana tahan
Kagak kesampean ane pengen njajal
Jadi pengawas kendaraan
Sekali semprit duit orang melayang
Sekali semprit duit orang melayang
Parkiran tuan
Dasar sial nasib ane
Masih kepengen main kucing kucingan ( baby )
Terpaksa demi hidup beta ngamen
Oho di jalanan ( ya Tuhan )
Eh kok ada bandit bandit
Yang bisa lolos dari tahanan ( gile )
Mungkin si Ipir dan si Hansoy
Asik ngintipin orang pacaran
Ai mohon sorry
Ai mohon sorry
Hadirin serta para pendengar dimana saja berada
Kalau tersinggung
Jangan hamba jadi sasaran ( kasihan )
Bisa berabe om
Bisa berabe
Ini muka kalau masuk kurungan
Pasti berantakan kena bogem tuan
Pasti berantakan kena bogem tuan
Hei memang sial hidup bujangan
Kalau masih jadi pengangguran
Jangankan mau pacaran
Eh buat makan duit juga musti pas pasan
Eh pernah gua ngamen di restoran
Yang makan cuek malah gua diusir sama gonggongan anjing sialan
Tapi untungnya waktu ada anak kecil liwat
Dia iseng malah dia baek ngasih gua duit jigoan
Eh jangan cengengesan
Jangan cengengesan
Sori mulut gue udah kesemutan
Tangan capek eh eh kantong minta sokongan
Yah kalau sudi tuan tuan
Tuan yang dermawan
Berilah sumbangan
Asal cukup buat ongkos hari tua
Eh lumayan gua udah bisa rekaman
LIRIK ALBUM CANDA DALAM rondA [1979]
Dongeng Sebelum Tidur
Jika sepasang monyet tidur
Jadi buyut moyangku
Jika buyut moyangku tidur
Jadi kakek dan nenekku
Jika kakek dan nenek tidur
Jadi ayah dan ibu
Dan jika ayah dan ibu tidur
Jadi sebiji kepala yaitu kepalaku
Sedangkan waktu aku yang tidur
Nggak jadi apa apa
Yang jadi cuma beberapa pasang kecoak
Dikolong tempat tidurku
Dan seribu armada kutu
Diatas sprei belang bentong kasurku
Walaupun mereka itu kecoak dan kutu
Tetapi mereka tetap darah dagingku
Maka dari itu saya minta dengan amat sangat
Jangan semprotkan baygon sayang
Anakku yang paling tua
Bernama Kecoak Idi Amin
Lahir di Cengkareng
Eh badannya kerempeng
Matanya sedikit jereng
Kalau berjalan seperti Gareng
Anakku Idi Amin orang kaya di Cengkareng
Senang pakai mobil mentereng
Banyak yang tahu mobil si Amin itu mobil curian
Tapi maklum si Amin kebal kerangkeng
Aku benci aku benci sama si Amin
Habis si Amin suka nempeleng
Tapi cuma berani sama tukang kacang goreng
Itu dulu seribu tahun yang lalu
Kini cerita anakku yang nomer dua
Perempuan lho
Cantik molek, manja, seksi lahir di Madura
Sekolah di Karawang
Minum jamunya wah jangan ditanya
Dari jamu galian singset sari rapet
Sampai jamu terlambat datang bulan
Tak pernah ketinggalan
Putriku cantik, putriku molek
Putriku pandai memasak
Dari bistik, spaghetti, rendang ayam, cap cay goreng, udang rebus
Sampai rendang jengkol dia bisa
Tapi mengapa belum juga
Datang lamaran?
Oh iya, hampir saya lupa
Putriku mempunyai dua kekurangan
Yang mungkin itu sebabnya
Putriku vakum dalam dunia percintaan
Putriku memang anggun
Tapi sayang kepala putriku sebesar bola kasti
Itu satu
Dan yang kedua
Putriku tidak boleh kena air
Hayo kenapa?
( Dia alergi? ) bukan, ( Kutu air? ) bukan, ( Ambeien? ) bukan
Ayan
Anakku yang paling bontot pemain sepak bola
Pernah dikirim berguru atau dikirim tamasya ke Brazilia
Enam bulan disana
Begitu pulang kok keok eh kalah semua
Dongeng Sebelum Tidur
Jika sepasang monyet tidur
Jadi buyut moyangku
Jika buyut moyangku tidur
Jadi kakek dan nenekku
Jika kakek dan nenek tidur
Jadi ayah dan ibu
Dan jika ayah dan ibu tidur
Jadi sebiji kepala yaitu kepalaku
Sedangkan waktu aku yang tidur
Nggak jadi apa apa
Yang jadi cuma beberapa pasang kecoak
Dikolong tempat tidurku
Dan seribu armada kutu
Diatas sprei belang bentong kasurku
Walaupun mereka itu kecoak dan kutu
Tetapi mereka tetap darah dagingku
Maka dari itu saya minta dengan amat sangat
Jangan semprotkan baygon sayang
Anakku yang paling tua
Bernama Kecoak Idi Amin
Lahir di Cengkareng
Eh badannya kerempeng
Matanya sedikit jereng
Kalau berjalan seperti Gareng
Anakku Idi Amin orang kaya di Cengkareng
Senang pakai mobil mentereng
Banyak yang tahu mobil si Amin itu mobil curian
Tapi maklum si Amin kebal kerangkeng
Aku benci aku benci sama si Amin
Habis si Amin suka nempeleng
Tapi cuma berani sama tukang kacang goreng
Itu dulu seribu tahun yang lalu
Kini cerita anakku yang nomer dua
Perempuan lho
Cantik molek, manja, seksi lahir di Madura
Sekolah di Karawang
Minum jamunya wah jangan ditanya
Dari jamu galian singset sari rapet
Sampai jamu terlambat datang bulan
Tak pernah ketinggalan
Putriku cantik, putriku molek
Putriku pandai memasak
Dari bistik, spaghetti, rendang ayam, cap cay goreng, udang rebus
Sampai rendang jengkol dia bisa
Tapi mengapa belum juga
Datang lamaran?
Oh iya, hampir saya lupa
Putriku mempunyai dua kekurangan
Yang mungkin itu sebabnya
Putriku vakum dalam dunia percintaan
Putriku memang anggun
Tapi sayang kepala putriku sebesar bola kasti
Itu satu
Dan yang kedua
Putriku tidak boleh kena air
Hayo kenapa?
( Dia alergi? ) bukan, ( Kutu air? ) bukan, ( Ambeien? ) bukan
Ayan
Anakku yang paling bontot pemain sepak bola
Pernah dikirim berguru atau dikirim tamasya ke Brazilia
Enam bulan disana
Begitu pulang kok keok eh kalah semua
Kisah Motorku
Hei bapak kopral saya datang mau lapor
Tadi malam waktu saya sedang molor
Telah kehilangan sepeda motor
Dirumah teman saya yang bermata bolor
Baik anak muda kuterima laporanmu
Tapi mengapa kau lapor hari sudah bedug lohor
Juga kenapa kau lapor
Kok hanya pakai celana kolor
Tunggu saja sebulan nanti bapak beri kabar
Sekarang engkau boleh pulang
Lama kutunggu kabar dari bapak kopral
Kenapa nggak nongol-nongol
Sehingga gua dongkol
Lalu aku pergi menuju kantor polisi
Tapi nggak jadi
Sebab kabel listrik perut saya kortsleting
Oh kiranya saya lupa setor tadi pagi
Terpaksa sore hari saya baru pergi
Kontrol
Ternyata sepeda motor ada di garasi
Kantor polisi
Sudah tak beraki
Sudah tak berlampu
Tutup tengki hilang
Kaca spion kok melayang
Dia bilang waktu diketemukan
Sudah demikian
Memang tak beraki kok
Memang tak berlampu kok
Tutup tengki hilang
Kaca spion kok melayang
Bolehkah motor ini saya bawa pulang bapak kopral?
Oh tentu saja boleh engkau bawa pulang
Asal engkau tahu diri
Mbok terima kasih
Ambulance Zig Zag
Deru ambulance
Memasuki pelataran rumah sakit
Yang putih berkilau
Di dalam ambulance tersebut
Tergolek sosok tubuh gemuk
Bergelimang perhiasan
Nyonya kaya pingsan
Mendengar kabar
Putranya kecelakaan
Dan para medis
Berdatangan kerja cepat
Lalu langsung membawa korban menuju ruang periksa
Tanpa basa basi
Ini mungkin sudah terbiasa
Tak lama berselang
Supir helicak datang
Masuk membawa korban yang berkain sarung
Seluruh badannya melepuh
Akibat pangkalan bensin ecerannya
Meledak
Suster cantik datang
Mau menanyakan
Dia menanyakan data si korban
Di jawab dengan
Jerit kesakitan
Suster menyarankan bayar ongkos pengobatan
Ai sungguh sayang korban tak bawa uang
Suster cantik ngotot
Lalu melotot
Dan berkata “Silahkan bapak tunggu di muka!”
Hai modar aku
Hai modar aku
Jerit si pasien merasa kesakitan
Hai modar aku
Hai modar aku
Jerit si pasien merasa diremehkan
Joni Kesiangan
Habis sebulan dia baru gajian
Joni kesiangan bersiul tanda girang
Dapat cium sayang dari istrinya
Yang merengek manja
Minta kacamata penutup papaya
Janjikan papaya
Janjikan papaya
Joni kesal lalu masuk kamar
Si istri datang mengajak senam malam
Ogah ah Joni sudah bosan
Istri yang sekarang
Jempolnya ketombean
Mpok Tati tante seberang jalan
Sudah menjanjikan Joni tuk bermalam
Dengan imbalan telur setengah matang
Tengah malam Joni asik berkencan
Tak ingat pintu depan
Di gedor gedor orang
Ha ha hansip datang
Membawa pentungan
Joni kelimpungan masuk kolong ranjang
Joni kesiangan
LIRIK ALBUM perjalanan [1980]
Mak
Iwan Fals (Album Perjalanan 1980)
Mak perut Udin keroncongan
Belum makan dari tadi malam
Mak beliin dong Inah pakaian untuk seragam
Inah cuma punya sepasang
Itu juga sudah penuh tambal
Inah malu sama teman teman
Mak beliin dong buku tulis keluh Ujang
Buku kemarin yang Mak belikan
Sudah habis terisi pelajaran
Baik anakku kan Mak penuhi permintaan kalian
Asal Bapak sudah pulang
Baik anakku kan Mak penuhi permintaan kalian
Asal Bapak sudah pulang
Tiba tiba pintu depan diketuk orang
Mang Mamat teman sekerja Ayahnya datang
Membawa kabar
Tentang malapetaka yang menimpa Ayahnya
Dia tertiban beton dari atas bangunan
Kini dia terbujur lesu diatas kasur rumah sakit
Si Ibu bingung harus bagaimana
Mak kenapa Ayah kok belum pulang ?
Tanya ketiga putra putrinya
Si Ibu bingung harus menjawab apa
Mak nanti kalau Ayah sudah pulang
Pasti membawa banyak uang
Bisa membeli nasi Udin tak lapar lagi
Bisa membeli baju untuk seragam
Inah tak malu lagi
Bisa membeli buku tulis untuk Ujang
Kata ketiga putra putrinya
Yang tidak tahu bahwa Ayahnya terkena musibah
Si Ibu bingung harus menjawab apa
Si Ibu bingung harus menjawab apa
Menangis dia
Terbayang jelas wajah suaminya
Dan terpikir soal biaya pengobatan suaminya
Yang terlalu mahal bagi ukuran pekerja kasar
Yang terlalu mahal bagi ukuran pekerja kasar
Terngiang jelas permintaan putra putrinya
Yang tak mungkin bisa terkabulkan
Si Ibu bingung harus bagaimana
Si Ibu bingung harus bagaimana
Si Ibu bingung harus bagaimana
Menangis dia
Dalam kalut
Ia selalu mengharap uang mandor suaminya
Untuk keperluan anaknya
Untuk biaya pengobatan suaminya
Tapi si mandor pelit
Waktu si Ibu meminta pertolongan si mandor suaminya
Yang rupanya mandor itu bandot tertawa genit
Dalam otak si Ibu terselip
Pikiran yang sangat sempit
Sebab keluarga yang saya ceritakan itu pailit
Dan amat sangat memerlukan duit
Dengan perantara tubuh molek si Ibu
Keperluan anaknya dan biaya pengobatan suaminya
Bisa terpenuhi
Si Ibu tersenyum
Si Ibu tersenyum
Si Ibu tersenyum
Melihat keluarganya bisa kembali seperti semula
Sekalipun hati si Ibu amat tersiksa
Si Ibu tersenyum
Melihat keluarganya bisa kembali seperti semula
Sekalipun hati si Ibu tersiksa
Ibu
Totok Gunarto (Album Perjalanan 1980)
Menjelang saat kelahiran anak
Detik akhir Ibu hidup dan mati
Namun saat seperti itu yang ia tunggu
Oh hmm
Betapa besar pengorbanannya
Sembilan bulan lamanya menanti
Dengan beban yang ia tanggung sendiri
Doa puji pada-Nya mohon selamat
Oh hmm
Tak pernah terlupa setiap saat
Dan ia pun selalu berdoa
Bergunalah bagi nusa dan bangsa
Dan bukan menjadi sampah negara
Kata kata itu terucap selalu
Sejak akhir hingga binasa
Ku renung selalu
Aku menyesal pernah kecewakan hatinya
Gaya Travolta
Helmy (Album Perjalanan 1980)
Go go go goyang
Gaya Travolta kaum remaja
Seperti
Mince, Dince, Ance, Luce
Mabok disko yang merajalela di ibukota
Lagi lagi gengsi yang mereka tonjolkan
Tante tante dan si om senang
Tak mau ketinggalan
Di jalanan pun dia raja
Pinggulnya bergoyang
Sebuah bemo datang dari belakang
Menubruk pantat tante
Keringat mengucur
Make up nya luntur
Si tante kecebur lumpur
Inspirasi
Totok Gunarto (Album Perjalanan 1980)
Sore itu aku duduk sendiri
Duduk termenung
Dipinggir kali yang sepi
Bukannya ku putus asa
Kan bunuh diri
Apalagi korban permainan cinta
Patah hati
Pura pura aku jadi pemusik
Duduk disitu ku menciptakan lagu
Syair telah tersusun rapi
Diotakku
Tiba tiba aku dikejutkan
Dengan suara
Sendu aneh lucu
Dan kucarilah suara itu
Kulihat kanan dan kiri
Jebulnya om Pasikom lagi
Beraksi
Eh pantesan saya kira
Pisang goreng pisang goreng
Dibuang di kali
Warna kuning kabul kabul
Jalan sendiri
Eh pantesan saya kira
Pisang goreng pisang goreng
Dibuang di kali
Warna kuning kabul kabul
Jalan sendiri
Inspirasi berantakan
Hilang semua
Bencana Alam
Iwan Fals (Album Perjalanan 1980)
Sekian manusia resah menatap wajah sesamanya
Duka karena bencana
Petaka menimpa diri dan dalam hatinya berkata
Besarkah dosa hamba ?
Menjelang saat ajal daku membayang
Gapai tangan minta
Tolong semua
Bencana alam melandanya
Kehendak yang kuasa
Peringatan kah bagi kita ?
Manusia di dunia
Karena kita tlah saling cinta harta benda dan kuasa
Tanpa pandang kebenaran
Dan tanpa pandang keadilan
Bencana alam melandanya
Tiada seorangpun kuasa menekan
Bencana alam melandanya
Miskin kaya kana petaka yang sama
Akhirnya ku merenung pula
Mengapa bencana alam meraja ?
Oh oh aku tak kuasa
Mungkinkah kau merenung juga ?
Mengapa bencana alam meraja ?
Oh oh ampunilah yang kuasa
Oh oh ampunilah semua
Pemborong Jalan
Iwan Fals (Album Perjalanan 1980)
Deru mesin motor jelas terdengar
Mengarung jalan penuh lubang
Baru kemarin selesai diaspal
Terkena hujan kok jerawatan?
Oh oh kasihan
Bayar pajak mahal
Banyak jalan
Seperti comberan
Pemborong berpengalaman tertawa
Berteman pipa topi baja
Bercanda dengan istri paling mudah
Tak ingat jalan dan pekerja
Oh oh kasihan
Nasib pekerja jalan
Tenaga hilang
Gaji tidak berimbang
Aku Berjalan
Iwan Fals (Album Perjalanan 1980)
Aku berjalan diatas jembatan
Waktu hari siang
Tengah keramaian kota
Kupandang kebawah
Berhimpit gubuk liar
Tempat tinggal gelandangan
Tampak anak kecil gundul
Tenang menggaruk koreng
Ditepi sungai yang kotor
Diseberang sana aku melihat
Seorang ibu duduk
Sedang melamun
Kan adakah masa depan yang cerah?
Bagi orang seperti dia
Kan tegakah melihat saudara kita?
Hidup menderita
Alasan
Totok Gunarto (album Perjalanan 1980)
Satu pengumuman
Buat pemuda dan pemudi
Yang tercinta
Dan tersayang
Bila bapak ibu pergi
Ibu pamit arisan
Dan bapak pamit rapat kerja
Itu tandanya engkau harus waspada
Lebih baik kau tegur saja
Ibu arisan berapa jam
Bapak rapat berapa bulan
Sebab dijaman sekarang
Penipuan maju di segala bidang
Jaman modern katanya
Arisan lha kok sepuluh jam
Anehnya bersolek lima jam
Di salon sri bahenol
Nyeksi...ongkosnya seharga mercy
Jaman modern katanya
Rapat lha kok sepuluh hari
Anehnya bawa mobil pribadi
Wajah berseri-seri
Tampak girang sekali
Tanda tanya pasti dalam hatimu...
Tahukah kau kawan
Arisan singkatan
Aku rindu sama Anton
Arisan singkatan
Aku rindu sama Anton
Rapat kerja singkatan
Rapat empat mata
Kerumah Jamilah, Jaitun, janda muda
Rapat kerja singkatan
Rapat empat mataKerumah Jamilah, Jaitun, janda muda
WANITA TIRUAN
Karya : Iwan Fals (album Perjalanan 1980)
Lihat teman dipinggir jalan
Dibawah sinar bulan
Semua berjajaran
Wanita tiruan
Oh... kasihan...
Mince, Sonya, Betty dan Mona
Cat bibir merah muda
Rambut pirang kribo tebal
Padat bodinya
Merangsang juga...
Paha putih diobralnya
Agar si om senang
Tertarik dan memandang
Tercengang...
Tiba tiba patroli datang
Semua lari tunggang langgang
Beha palsu berterbangan
Sepatu Susy ketinggalan...
Iki piye iki... iki piye iki... iki piye iki piye.....
PERJALANAN
Iwan Fals (album Perjalanan 1980)
Hari telah jauh siang
Ketika baru datang
Lama ku diperjalanan
Hampir sembilan jam berada
Di bis tua sialan
Pergi pukul tiga malam
Berjejalnya penumpang
Duduk disampingku seorang
Nenek yang tak mau diam
Panas kuping pantat pegal
Ingin kencing malu bilang
Bau bensin aku mual
Nenek muntah banyak benar
Iwan Fals (Album Perjalanan 1980)
Mak perut Udin keroncongan
Belum makan dari tadi malam
Mak beliin dong Inah pakaian untuk seragam
Inah cuma punya sepasang
Itu juga sudah penuh tambal
Inah malu sama teman teman
Mak beliin dong buku tulis keluh Ujang
Buku kemarin yang Mak belikan
Sudah habis terisi pelajaran
Baik anakku kan Mak penuhi permintaan kalian
Asal Bapak sudah pulang
Baik anakku kan Mak penuhi permintaan kalian
Asal Bapak sudah pulang
Tiba tiba pintu depan diketuk orang
Mang Mamat teman sekerja Ayahnya datang
Membawa kabar
Tentang malapetaka yang menimpa Ayahnya
Dia tertiban beton dari atas bangunan
Kini dia terbujur lesu diatas kasur rumah sakit
Si Ibu bingung harus bagaimana
Mak kenapa Ayah kok belum pulang ?
Tanya ketiga putra putrinya
Si Ibu bingung harus menjawab apa
Mak nanti kalau Ayah sudah pulang
Pasti membawa banyak uang
Bisa membeli nasi Udin tak lapar lagi
Bisa membeli baju untuk seragam
Inah tak malu lagi
Bisa membeli buku tulis untuk Ujang
Kata ketiga putra putrinya
Yang tidak tahu bahwa Ayahnya terkena musibah
Si Ibu bingung harus menjawab apa
Si Ibu bingung harus menjawab apa
Menangis dia
Terbayang jelas wajah suaminya
Dan terpikir soal biaya pengobatan suaminya
Yang terlalu mahal bagi ukuran pekerja kasar
Yang terlalu mahal bagi ukuran pekerja kasar
Terngiang jelas permintaan putra putrinya
Yang tak mungkin bisa terkabulkan
Si Ibu bingung harus bagaimana
Si Ibu bingung harus bagaimana
Si Ibu bingung harus bagaimana
Menangis dia
Dalam kalut
Ia selalu mengharap uang mandor suaminya
Untuk keperluan anaknya
Untuk biaya pengobatan suaminya
Tapi si mandor pelit
Waktu si Ibu meminta pertolongan si mandor suaminya
Yang rupanya mandor itu bandot tertawa genit
Dalam otak si Ibu terselip
Pikiran yang sangat sempit
Sebab keluarga yang saya ceritakan itu pailit
Dan amat sangat memerlukan duit
Dengan perantara tubuh molek si Ibu
Keperluan anaknya dan biaya pengobatan suaminya
Bisa terpenuhi
Si Ibu tersenyum
Si Ibu tersenyum
Si Ibu tersenyum
Melihat keluarganya bisa kembali seperti semula
Sekalipun hati si Ibu amat tersiksa
Si Ibu tersenyum
Melihat keluarganya bisa kembali seperti semula
Sekalipun hati si Ibu tersiksa
Ibu
Totok Gunarto (Album Perjalanan 1980)
Menjelang saat kelahiran anak
Detik akhir Ibu hidup dan mati
Namun saat seperti itu yang ia tunggu
Oh hmm
Betapa besar pengorbanannya
Sembilan bulan lamanya menanti
Dengan beban yang ia tanggung sendiri
Doa puji pada-Nya mohon selamat
Oh hmm
Tak pernah terlupa setiap saat
Dan ia pun selalu berdoa
Bergunalah bagi nusa dan bangsa
Dan bukan menjadi sampah negara
Kata kata itu terucap selalu
Sejak akhir hingga binasa
Ku renung selalu
Aku menyesal pernah kecewakan hatinya
Gaya Travolta
Helmy (Album Perjalanan 1980)
Go go go goyang
Gaya Travolta kaum remaja
Seperti
Mince, Dince, Ance, Luce
Mabok disko yang merajalela di ibukota
Lagi lagi gengsi yang mereka tonjolkan
Tante tante dan si om senang
Tak mau ketinggalan
Di jalanan pun dia raja
Pinggulnya bergoyang
Sebuah bemo datang dari belakang
Menubruk pantat tante
Keringat mengucur
Make up nya luntur
Si tante kecebur lumpur
Inspirasi
Totok Gunarto (Album Perjalanan 1980)
Sore itu aku duduk sendiri
Duduk termenung
Dipinggir kali yang sepi
Bukannya ku putus asa
Kan bunuh diri
Apalagi korban permainan cinta
Patah hati
Pura pura aku jadi pemusik
Duduk disitu ku menciptakan lagu
Syair telah tersusun rapi
Diotakku
Tiba tiba aku dikejutkan
Dengan suara
Sendu aneh lucu
Dan kucarilah suara itu
Kulihat kanan dan kiri
Jebulnya om Pasikom lagi
Beraksi
Eh pantesan saya kira
Pisang goreng pisang goreng
Dibuang di kali
Warna kuning kabul kabul
Jalan sendiri
Eh pantesan saya kira
Pisang goreng pisang goreng
Dibuang di kali
Warna kuning kabul kabul
Jalan sendiri
Inspirasi berantakan
Hilang semua
Bencana Alam
Iwan Fals (Album Perjalanan 1980)
Sekian manusia resah menatap wajah sesamanya
Duka karena bencana
Petaka menimpa diri dan dalam hatinya berkata
Besarkah dosa hamba ?
Menjelang saat ajal daku membayang
Gapai tangan minta
Tolong semua
Bencana alam melandanya
Kehendak yang kuasa
Peringatan kah bagi kita ?
Manusia di dunia
Karena kita tlah saling cinta harta benda dan kuasa
Tanpa pandang kebenaran
Dan tanpa pandang keadilan
Bencana alam melandanya
Tiada seorangpun kuasa menekan
Bencana alam melandanya
Miskin kaya kana petaka yang sama
Akhirnya ku merenung pula
Mengapa bencana alam meraja ?
Oh oh aku tak kuasa
Mungkinkah kau merenung juga ?
Mengapa bencana alam meraja ?
Oh oh ampunilah yang kuasa
Oh oh ampunilah semua
Pemborong Jalan
Iwan Fals (Album Perjalanan 1980)
Deru mesin motor jelas terdengar
Mengarung jalan penuh lubang
Baru kemarin selesai diaspal
Terkena hujan kok jerawatan?
Oh oh kasihan
Bayar pajak mahal
Banyak jalan
Seperti comberan
Pemborong berpengalaman tertawa
Berteman pipa topi baja
Bercanda dengan istri paling mudah
Tak ingat jalan dan pekerja
Oh oh kasihan
Nasib pekerja jalan
Tenaga hilang
Gaji tidak berimbang
Aku Berjalan
Iwan Fals (Album Perjalanan 1980)
Aku berjalan diatas jembatan
Waktu hari siang
Tengah keramaian kota
Kupandang kebawah
Berhimpit gubuk liar
Tempat tinggal gelandangan
Tampak anak kecil gundul
Tenang menggaruk koreng
Ditepi sungai yang kotor
Diseberang sana aku melihat
Seorang ibu duduk
Sedang melamun
Kan adakah masa depan yang cerah?
Bagi orang seperti dia
Kan tegakah melihat saudara kita?
Hidup menderita
Alasan
Totok Gunarto (album Perjalanan 1980)
Satu pengumuman
Buat pemuda dan pemudi
Yang tercinta
Dan tersayang
Bila bapak ibu pergi
Ibu pamit arisan
Dan bapak pamit rapat kerja
Itu tandanya engkau harus waspada
Lebih baik kau tegur saja
Ibu arisan berapa jam
Bapak rapat berapa bulan
Sebab dijaman sekarang
Penipuan maju di segala bidang
Jaman modern katanya
Arisan lha kok sepuluh jam
Anehnya bersolek lima jam
Di salon sri bahenol
Nyeksi...ongkosnya seharga mercy
Jaman modern katanya
Rapat lha kok sepuluh hari
Anehnya bawa mobil pribadi
Wajah berseri-seri
Tampak girang sekali
Tanda tanya pasti dalam hatimu...
Tahukah kau kawan
Arisan singkatan
Aku rindu sama Anton
Arisan singkatan
Aku rindu sama Anton
Rapat kerja singkatan
Rapat empat mata
Kerumah Jamilah, Jaitun, janda muda
Rapat kerja singkatan
Rapat empat mataKerumah Jamilah, Jaitun, janda muda
WANITA TIRUAN
Karya : Iwan Fals (album Perjalanan 1980)
Lihat teman dipinggir jalan
Dibawah sinar bulan
Semua berjajaran
Wanita tiruan
Oh... kasihan...
Mince, Sonya, Betty dan Mona
Cat bibir merah muda
Rambut pirang kribo tebal
Padat bodinya
Merangsang juga...
Paha putih diobralnya
Agar si om senang
Tertarik dan memandang
Tercengang...
Tiba tiba patroli datang
Semua lari tunggang langgang
Beha palsu berterbangan
Sepatu Susy ketinggalan...
Iki piye iki... iki piye iki... iki piye iki piye.....
PERJALANAN
Iwan Fals (album Perjalanan 1980)
Hari telah jauh siang
Ketika baru datang
Lama ku diperjalanan
Hampir sembilan jam berada
Di bis tua sialan
Pergi pukul tiga malam
Berjejalnya penumpang
Duduk disampingku seorang
Nenek yang tak mau diam
Panas kuping pantat pegal
Ingin kencing malu bilang
Bau bensin aku mual
Nenek muntah banyak benar